Sabtu, 04 April 2015

Safari Jurnalistik; Tips Mudah Menulis Berita

Antusiasme peserta pada kegiatan Safari Jurnalistik
bekerjasama dengan Radar Madura
BANGSEREH - Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Jurnalistik Dasar bagi siswa SMP Negeri 2 Sepulu selesai digelar. Sabtu (4/4/2015) lalu, merupakan tindak lanjut dari sesi sebelumnya yang direncanakan.
Pelatihan ini diadakan oleh sekolah bekerja sama dengan Jawa Pos Radar Madura (JPRM). Kepala Biro JPRM Muhtasul Farid yang didaulat menjadi pembicara pada acara tersebut memaparkan sekelumit tentang dunia peliputan atau yang biasa dikenal dengan Jurnalistik.
Kepesertaan dalam pelatihan ini meliputi peserta didik SMP Negeri 2 Sepulu yang terdiri dari anggota OSIS, PIK-R, dan perwakilan kelas. Dengan seragam adat kebudayaan madura (Sakera dan Kebaya) para peserta antusias mengikuti sesi demi sesi diklat.
Mas Farid –sapaan akrab Muhtasul Farid- mengawali materi dengan perkenalan dirinya sebagai Kepala Biro JPRM. Ternyata disaat yang sama dia dan teman-temannya sesama crew JPRM juga melakukan pelatihan jurnalistik di sekolah-sekolah yang lain ketika itu. Pria berbadan sehat dan kekar ini juga tidak banyak basa-basi terlalu jauh mengenai diri dan profesinya.
“Jurnalistik itu adalah peliputan” ujarnya menyimpulkan singkat setelah sebelumnya melakukan eksplorasi/tanya jawab dengan peserta mengenai apa itu jurnalistik. “Jurnalistik adalah kegiatan mencari, menemukan, menentukan, menyusun, dan melaporkan/memberitakan suatu kejadian kepada khalayak ramai”.
Praktik tanya jawab 5W1H 
Inti dari jurnalistik itu sendiri adalah berita. Berita disusun dengan memperhatikan komponen 5W1H; what (apa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), who (siapa), dan how (bagaimana). Artinya penyusunan isi berita adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas.
Hal penting lain yang ditekankan oleh pemateri adalah jenis berita, karena berita itu banyak macamnya. Ada jenis straight news yang berisi laporan peristiwa yang -biasanya- sedang berlangsung. Jenis ini lumrah dipakai oleh media televisi, misalnya ketika melaporkan banjir, si presenter melaporkan dari TKP (tempat kejadian perkara) secara langsung dengan kaki yang terendam banjir.
Di samping itu dikenal juga jenis berita yang dinamakan feature, berita kisah. Jenis ini lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek manusiawi (human interest). “Untuk berita jenis ini misalnya seperti yang sudah kalian tulis dan tempel di kaca itu” jelasnya sambil menunjuk lembaran-lembaran tugas pengalaman peserta selama liburan yang ditempel menutupi kaca jendela.
Perlu diperhatikan dalam penyusunan berita adalah nilai dari sebuah peristiwa atau kejadian. Peristiwa yang akan diberitakan harus berdasarkan fakta (objektif/faktual), terbaru atau belum “basi” (aktual), dan menarik (luar biasa, aneh, janggal, dan lain sebagainya), kejadiannya penting (terdapat pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak, menyangkut orang penting/terkenal, dan lain sebagainya).
Praktik wawancara oleh reporter
Pemateri juga menjelaskan anatomi/susunan penulisan berita yang meliputi judul atau kepala berita (headline), baris tanggal (dateline), teras berita (lead atau intro), dan tubuh berita (body).
Tak kalah pentingnya juga dalam pencarian berita, wartawan harus memperhatikan dan mengamalkan kode etik jurnalistik; tata cara/akhlak dalam mewawancara sumber/narasumber atau responden berita.
Satu jam lebih telah berlalu, merasa cukup penjelasan teori dasar jurnalistik selanjutnya beralih pada paktik. Pemateri memanggil beberapa peserta untuk melakukan praktik wawancara dengan menggunakan komponen 5W1H di atas.
Jodi dan Imam Fauzi. Mereka berdua dibaptis sebagai kelompok pertama yang akan mempraktikkan wawancara. Jodi sebagai narasumber dan Imam Fauzi sebagai wartawan. Peristiwa yang diliput adalah tentang kematian Olga Syahputra.
Selanjutnya kelompok kedua adalah Dian Permata dan Samsiyah. Dian sebagai narasumber dan Samsiyah wartawan. Matri wawancara yaitu tentang kefenomenalan artis kenamaan; Syahrini.
Mendekati sesi akhir acara. Pemateri memberikan tugas menyusun berita tentang “Tawuran Antar Siswa” dengan menggunakan komponen 5W1H. Kurang lebih setengah jam, tugas pun usai dan dikumpulkan serta diperiksa oleh pemateri seraya memberikan komentar tentang beberapa tulisan yang sudah disetor tersebut.
Akhir dari acara, peserta bersama pemateri melakukan foto bersama dan “katanya” untuk dimuat di koran Radar Madura. (Awr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar