Kamis, 08 Juni 2017

GRAVEECA PILOW; MENANGIS ITU BUKAN BERARTI CENGENG

Repotase

Bangsereh - Tidak terencana sebelumnya, mengalir begitu saja saat menjalani pergaulan sehari-hari hingga menemukan sesuatu yang menarik dan perlu dimunculkan ke permukaan, serta dipublish ke dunia maya. Mungkin inilah kalimat awal untuk mendeskripsikan Group Graveeca Pilow.
“Pertamanya sih kami iseng saja, kami lakukan sekedar menyamakan nama di FB, tidak ada maksud lain” kata Sumiyati. Kemudian dipelopori oleh Irma Ikrimah ketika itu, teman-teman yang lain yang berpikiran sama dengan serentak memakai prediket Graveeca Pilow pada akun FB masing-masing.
Kenapa harus Graveecca Pilow?. “Ya, karena kata-katanya enak di dengar, bersifat feminin” kata Mia –panggilan akrab Sumiati” yang mendapat gelar konyol oleh teman-teman yang lain ini menambahkan.
Mengenai sejarah, anak-anak Pilow ini tidak tahu pasti waktu kapan Pilow itu muncul. “Seingat saya, awal masuk kelas IX semester pertama, sekitar tahun 2016” ujar Khotijah menjelaskan dan di-iyakan oleh Wasilah.
Perihal tujuan kelompok ini terbentuk, Wasilah berpendapat bahwa ada keinginan diantara mereka untuk tetap menjaga hubungan persahabatan sampai kapanpun, apalagi saat mereka lulus nanti. “Bahkan saat kami sama-sama sudah berkeluarga, bisa reonian dengan membawa keluarga masing-masing” kelakar Rohimah.
Apakah sudah terbentuk pengurus?. “Kelompok kami ini memang sengaja tidak kami bentuk pengurus agar tidak terjadi kecemburuan sosial. Posisi kami adalah sama, sama-sama diikat oleh istilah Gravecca Pilow” papar Sumiati.
Ketika ada permasalahan atau sesuatu hal yang perlu dipecahkan, kelompok ini menjunjung tinggi asas musyawarah mufakat sebelum mengambil keputusan. “Jika kami menemukan permasalahan, baik antar pribadi di kelompok ini, atau pribadi di kelompok ini dengan orang luar, kami selalu bermusyawarah” kata Khotijah.
Disinggung bagaimana pandangan tentang karakter antar teman yang satu dengan yang lain, ternyata mereka sudah mempunyai penilaian tersendiri, dan menerima dengan lapang dada apapun cap yg diberikan oleh temannya. Misalnya saat ditanya bagaimana sosok Siti Nuraida di mata Marlina. “Ida itu tipe sahabat yang tidak pilah-pilih teman, siapapun dapat bergaul dengannya” kata Marlina. Sebaliknya, ketika Siti Nuraida diminta menilai tentang Marlina, dia menjawab bahwa Marlina itu Lugu tapi tegas, dan multiplus. Dari sifatnya inilah kadang dirinya tak terkendalikan alias ceplas-ceplos. Dua anak ini senyam-senyum ketika diminta untuk saling mendeskripsikan karakter masing-masing.
Sekarang giliran teman terkonyol, Sumiati. “Mia itu egois dan banyak ulah, karena ke-egois-an inilah banyak muncul ke-kenyol-an darinya yang sering membuat suasana cair” kata Rohimah diikuti oleh gemuruh halilintar yang tiba-tiba, karena memang saat wawancara berlangsung wajah langit sedang mendung. Sontak semuanya terkejut, jangan-jangan itu tanda dari Tuhan bahwa Mia tidak demikian. Tuhan Yang Maha Tahu. “Ah.. kebetulan saja!, jangan mengaitkan sesuatu dengan mistis, tidak baik” kata reporter menengahi.
Ketika ditanya tentang isu bahwa anak-anak Pilow ini dikenal sebagai kelompok cengeng, Wasilah berusaha menjelaskan. “Benar, kami memang cengeng, itulah perempuan. Tapi ke-cengeng-an kami bukan berarti kami lemah, selalu berair mata tanpa makna. Justru pada air mata kami itulah, ada obat untuk kami sendiri. Terkait dengan isu, biarlah isu itu muncul, terserah orang lain menilai kami, yang penting kami banyak belajar dengan teman-teman di Pilow bagaimana memaknai air mata” imbuh Wasilah panjang lebar.
Sekarang Siti Nuraida dan Irma Ikrimah. Mereka berdua dikenal sebagai perempuan cerdas. “Bedanya, kalau Ida cerdas terbuka, kalau Irma itu cerdas tertutup, diam tanpa banyak bicara maksudnya” jelas Khotijah. Nah, Situ Nuraida langsung berkomentar balik tentang Khotijah, “Khotijah itu tegas dan berani, apalagi terhadap para cowok yang mau menganggunya” imbuhnya dengan senyum.
Giliran deskripsi tentang Indriani, semua anak-anak Pilow sepakat bahwa dirinya dikenal cerewet, tapi cerewetnya terbatas di lingkungan Pilow, mungkin ketika dengan yang lain tidak demikian alias lebih banyak diam. Sedangkan Rohimah, ia dikenal pemarah yang cepat sembuh. Karakter ini pun berlaku di lingkungan Pilow, entah ketika bersama dengan anak-anak yang lain, apakah kemarahannya awet atau juga cepat sembuh.
Nah hal ini berbeda dengan Luluk Komariyah, ia dikenal dari tawanya yang khas cekikikan bak tawa si kunti. Sedangkan Yuli Yesika, merupakan tipe pendiam dan seolah-olah tidak energik, namun ada titik semangat “bersosialisasi’ dengan teman-teman yang lain di Pilow.
Kelompok ini menjadikan kebersamaan asas dalam pergaulan mereka sehari-hari. “Kami pernah jalan, rekreasi bareng ke bukit Geger” komentar Wewe –panggilan akrab Wasilah- saat ditanya usaha apa yang bisa dilakukan untuk menjalin kebersamaan tersebut.
Rohimah menambahkan bahwa mereka pernah takziyah saat ada salah satu anggota keluarga sedang di timpa musibah, pernah juga ikut serta nimbrung memeriahkan prosesi pertunangan salah satu anggota Pilow yang lain yaitu Yuliana Wulandari. “Bahkan kami pernah mengerjakan tugas PR bersama-sama di rumah Khotijah kemudian berlanjut ke rumah Ida. Mengerjakan PR berikut silaturrahim” kata Rohimah.
Saat dikonfirmasi tentang hubungan kelompok ini dengan organisasi sekolah, serentak anak-anak Pilow kompak menjawab bahwa bentukan kelompok mereka tidak ada kaitannya dengan organisasi sekolah yang sudah ada, bahkan hal demikian mereka lakukan untuk melanjutkan tradisi solidaritas kebersamaan yang pernah mereka aktif sebelumnya yaitu OSIS, karena mayoritas mereka adalah eks pengurus OSIS.
Uniknya, mayoritas anak-anak Pilow adalah semua anak-anak perempuan kelas IX B, kecuali Hamimah. Pernah awalnya ikut serta dalam kelompok ini tapi kemudian karena beberapa hal, salah satunya karena tidak aktif di FB, si Hamimah ini “menghilang” dari kelompok mereka.
Saat berita ini di tulis, mereka berencana akan hacking merenungi keindaha alam ciptaan Tuhan tepatnya di daerah Bukit Kasmaran. Entah dilaksanakan atau tidak, mereka yang lebih tahu. (Awr).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar